FONETIK DAN FONEMIK


A.    FONETIK DAN FONEMIK
Fonetik dan fonemik adalah dua hal yang mirip tetapi berbeda. Dua hal tersebut sama-sama berurusan dengan bunyi ujar manusia tetapi memiliki fokus yang berbeda. Setyaningsih (2014) memaparkan bahwa fonetik adalah ilmu bunyi atau fon, sedangkan fonemik adalah ilmu tentang fonem. Menurut Chaer (2009) fonetik bisa dijelaskan sebagai cabang fonologi yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan statusnya, apakah bunyi-bunyi bahasa itu dapat membedakan makna (kata) atau tidak. Sedangkan fonemik adalah cabang kajian fonologi yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsinya sebagai pembeda makna (kata). Sebagai contoh, perhatikan contoh di bawah ini
Bunyi [i] pada kata [tani] dan kata [batik] adalah tidak sama, bunyi [u] pada kata [susu] dan [dapur] juga tidak sama. Inilah yang menjadi kajian fonetik. Sebaliknya bunyi [b] dan [p] pada kata [kabur] dan [kapur] menyebabkan kedua kata itu memiliki makna yang tidak sama. Ini adalah objek kajian fonemik.

B.     PERBEDAAN FON DAN FONEM
Objek kajian fonetik adalah bunyi bahasa atau fon sedangkan objek kajian fonemik adalah fonem. Fonem adalah abstraksi dari satu atau sejumlah fon ( Chaer,2009:62). Fon adalah bunyi ujar yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, sedangkan fonem adalah bunyi ujar yang sudah membedakan makna. Contoh dari fon adalah bunyi [a],[i],[I],[u],[U],[e],[ɛ], [ǝ], [o],[Ͻ]. Contoh dari fonem seperti bunyi /l/ pada kata “lara” dan bunyi /b/ pada kata “bara” telah membedakan makna. Contoh dari fonetik adalah fonem /e/ dapat diucapkan dalam bunyi [e], [ǝ], dan [ɛ]. Contoh dari fonemik adalah fonem /u/ pada kata “palu” dan fonem /a/ pada kata “pala” telah  membedakan makna.

C.    TRANSKRIPSI FONETIK, FONEMIK, MORFEMIS, DAN ORTOGRAFIS
Transkripsi adalah pengalihan tuturan (yg berwujud bunyi) ke dalam bentuk tulisan. Transkripsi Fonetis menggunakan tanda [...] dalam penulisannya. Transkripsi fonemis menggunakan tanda /.../. Transkripsi morfemis menggunakan tanda {...}. Transkripsi Ortogtafis menggunakan tanda <...>. Transkripsi fonetik adalah penulisan bunyi-bunyi bahasa secara akurat atau secara tepat dengan menggunakan huruf atau tulisan fonetik. Huruf fonetik ini dibuat berdasarkan huruf alfabet Latin yang dimodifikasi, atau diberi tanda-tanda diakritik. Mengapa? karena alfabet Latin hanya berjumlah 26 buah huruf, padahal bunyi-bunyi bahasa itu sangat banyak melebihi bunyi huruf latin. Misalnya, huruf vokal hanya ada lima buah, yaitu <a>. <i>, <u>, <e>, <o>, padahal fonem vokal bahasa Indonesia saja ada enam buah, yaitu /a/;/i/;/u/;/e//;/u/;/o/.
Menurut Muslich (2008), transkripsi fonetis adalah perekaman bunyi dalam bentuk lambang tulis. Lambang bunyi atau lambang fonetis (phonetic symbol) yang sering dipakai adalah lambang bunyi yang ditetapkan oleh The International Phonetic Assosiation (IPA), yaitu persatuan para guru bahasa yang berdiri sejak akhir abad ke-19, yang didirikan untuk mempopulerkan metode baru dalam pengajaran bahasa yang lebih menekankan pada pengajaran bahasa lisan. Sistem lambang yang digunakan oleh IPA  itu lazim disebut The International Phonetic Alphabet (IPA)
Adanya usaha untuk membuat atau menyusun abjad fonetik oleh sejumlah pakar karena abjad IPA itu belum lengkap, belum dapat mencangkup untuk semua bunyi yang terdapat dalam berbagai bahasa dunia. Semuanya tetap bersandar pada alfabet Latin yang dimodifikasi. Tulisan fonemik setiap fonem dilambangkan dengan sebuah lambang. Jadi, ada kemungkinan kurang akurat bila dibandingkan dengan tulisan fonetik. Sedangkan tulisan ortografis adalah tulisan menurut sistem yang berlaku kini adalah sistem Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) (Chaer,2009: 13-17).
Contoh transkripsi bunyi bahasa:
a)      Transkripsi fonetis, yakni penulisan pengubahan menurut bunyi.
Transkripsi fonetis ditandai dengan dua kurung siku […]. Misalnya :
sebut [səbut]
rela [rεla]
menyapa [məñapa]
mengganggu [məhgahgu]
b)      Transkripsi fonemis, yakni penulisan pengubahan menurut fonem.
Transkripsi fonemis ditandai dengan /…/. Misalnya :
dalam /dalam/
cukup /cukup/
uang /uah/          
c)      Transkripsi morfemis, yakni penulisan pengubahan menurut morfem.
Transkripsi morfemis ditandai dengan kurung kurawal {…}. Misalnya :
belajar {bel-} {ajar}
bahasa {bahasa}
mudah {mudah}
d)     Transkripsi ortografis, yakni penulisan pengubahan menurut huruf atau ejaan bahasa yang menjadi tujuannya.
Transkripsi ortografis atau grafemis ditandai dengan dua sudut <…>. Misalnya :
masuk <m, a, s, u, k>
ladang <l, a, d, a, n, g>
banyak <b, a, n, y, a, k>
khusus <k, h, u, s, u, s>
syarat <s, y, a, r, a, t>

Daftar Rujukan
Chaer, Abdul. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.


Comments

Popular posts from this blog

IDENTIFIKASI, DISTRIBUSI DAN REALISASI FONEM